Kamis, 24 Agustus 2017

Seandainya...

Seandainya kondisiku tak begini, mungkin takkan sesulit ini bagiku melewati semua ini. Dan dia takkan seenaknya seperti itu berkata semaunya. Sudah setahun lebih dia bicara semaunya dan aku terganggu, tanpa bisa biarkan berlalu begitu saja. Karena aku tak berdaya menemukan pelindungku, aku tak boleh, aku tak bisa, karena kondisiku, aku terhalang untuk menemukan penggantinya agar aku dapat membiarkannya berlalu dan membuat sosoknya menjadi tiada arti sama sekali bagiku. andai semua mudah, Semudah dia membiarkanku berlalu. Mudah sekali baginya untuk mengabaikan yang dia ingin abaikan karena kondisinya. Aku sadar aku tak bisa berbuat banyak, selain hanya melawan lewat kata-kata di blog ini. Aku sakit, tapi aku belum menemukan penyembuhku. Aku merintih tapi tiada sesiapa yang mendengar. Hanya Tuhan yang tahu rintihanku dan kenapa aku merintih. Hanya Tuhan yang tahu sampai kapan aku begini. Aku seolah tak diberi pilihan. Aku lelah. Bahkan ketika aku sudah terlalu lelah pun, dia akan terus bicara semaunya. Tanpa peduli perasaanku seperti apa. Meski aku balas, dia tidak tahu rasa sakit seperti apa yang terus menerus menyayatku lewat kata-katanya. Dia terus menyakiti, seolah dia tak punya ibu dan seolah dia tak punya saudara perempuan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar